Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lebih Dekat Sedikit Mengenal Budaya Merauke Suku Marind

Merauke adalah bagian dari wilayah Indonesia yang terletak paling ujung di Indonesia Timur. Kabupaten ini terdiri dari 20 distrik, 11 kelurahan dan 179 kampung dengan luas 14,22% . Di kota ini hidup beragam suku, agama dan budaya. Suku asli Kabupaten Merauke adalah suku Marind. Kehidupan suku Marind terbagi menjadi 2 (dua), yaitu Marind pantai dan Marind darat (dek). 

Mata pencaarian suku marind pada umumnya adalah bercocok tanam. Namun untuk kehidupan sehari-hari suku marind yang hidup di pantai biasanya mencari makan dengan menjaring ikan (nelayan) dan untuk suku marind yang hidup di darat (dek) biasannya mencari makan dengan berburu. 

Alat yang digunakan untuk berburu berupa busur, parang, termasuk menggunakan anjing peliharaan. Bahasa yang digunakan antara marind pantai dan marind darat (dek) tidak terlalu beda jauh. Dialegnya adalah marind tenggara, gawir, Holifoersch, dan Tugeri. https://portal.merauke.go.id/news/4128/mengenal-marind-anim-suku-terbesar-merauke-di-festival-crossborder-sota-2019.html

Sumber : id.pinterest.com

Rumah adat asli suku marind sangat unik, untuk atap dari kulit kayu bus atau daun sagu, temboknya terbuat dari gaba-gaba atau dahan sagu sedangkan lantainya dari tanah terkadang juga beralaskan batang kulit nibung. 

Ada juga bentuk  bentuk tarian adat salah satunya adalah Gatzi. Tarian Gatzi dilakukan pada saat acara – acara tertentu misalnya kelahiran anak, pesta adat, dan tarian penyambutan. Tarian ini bersifat umum sehingga anak – anak, laki – laki dan perempuan bisa mengikutinya. 

Alat – alat atau bahan  yang digunakan saat tarian juga beragam. Bisa menggunakan daun anggin atau bunga anggin, gelang kaki dan tangan yang terbuat dari rotan, mahkotan kepala yang terbuat dari biji manik-manik, burung cendrawasi, bulu kasuari dan lain-lain. 

Ada juga rok atau yang di sebut cawat yang terbuat dari daun kelapa muda, daun sagu ataupun rumput cawat yang tumbuhnya di rawa – rawa diiringi dengan tifa. 

Tifa dibuat dari kayu waru bulat yang dilubangi bagian tengahnya dan bentuknya seperti tabung. Bagian atas tifa itu dibuat dari kulit binatang sejenis kanguru. Kulit itu direkatkan dengan menggunakan kapur dan telur. Pada bagian atas tifa, ada kerucut yang digunakan sebagai pengatur bunyi. 

Kerucut itu dibuat dari madu hutan. Rupanya ini yang menjadi rahasia bunyi khas tifa saat di pukul. Untuk tifa sendiri kurang lebih hamper sama setiap suku di Papua dari segi bentuk dan bahannya. Untuk busur sendiri terbuat dari bambu. 

Jika digali satu persatu maka kita akan menemukan hal – hal yang unik di kota Merauke khususnya budaya. Ternyata Kabupaten Merauke budayanya sangat unik bukan? 

Post a Comment for "Lebih Dekat Sedikit Mengenal Budaya Merauke Suku Marind"